Tampilkan postingan dengan label Keislaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keislaman. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Agustus 2017

Hukum Jual Beli Kulit Hewan Qurban Menurut Syari'at Islam

“Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah, engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al Shaffaat : 102)
Sebagian masyarakat Indonesia pada belakangan ini banyak yang menjual kulit dan kepala hewan qurban. Motifnya beraneka ragam.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Teori Tokoh Ulama Besar Kiai Hasyim Asy’ari saat Menghadapi Jepang

Teori Tokoh Ulama Besar Kiai Hasyim Asy’ari saat Menghadapi Jepang. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga Nippon (Jepang), pesantren menjadi basis kuat perlawanan rakyat Indonesia terhadap ketidakperikemanusiaan kolonial. Hal itu dibuktikan ketika pesantren dan para kiai senantiasa menjadi bidikan para penjajah untuk ditundukkan dengan segala cara,

Minggu, 25 Desember 2016

Arti dan Makna do’a rabbi zidnii ‘ilmaa

http://toriqoel.blogspot.com/2016/12/arti-dan-makna-doa-rabbi-zidnii-ilmaa.html
Wallpaper Islami QS. Thaaha :114

ALlah SWT berfirman :

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thaaha: 114)

Ibnu Hajar Al-Asqalani Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

“Firman Allah Ta’ala (yang artinya), ’Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu’ mengandung dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu kecuali (tambahan) ilmu. Adapun yang dimaksud dengan (kata) ilmu di sini adalah ilmu syar’i (ilmu agama). Yaitu ilmu yang akan menjadikan seorang muslim yang terbebani syari’at mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifatNya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan.” (Fath Al-Bari, 1: 141)

Adapun tambahan ilmu yang dimaksud ada tiga pendapat para ulama dalam hal ini, yakni :
  1. Tambahkanlah ilmu tentang Al-Qur’an.
  2. Tambahkanlah kepahaman.
  3. Tambahkanlah hafalan.
Pendapat pertama di atas dari Maqatil. Sedangkan pendapat kedua dari Ats-Tsa’labiy. Demikian disebutkan dalam Zaad Al-Masiir karya Ibnul Jauzi rahimahullah.

Allah SWT berfirman :

قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Baqoroh : 32)

Tafsir Jalalayn :
(Jawab mereka, "Maha suci Engkau!) artinya tidak sepatutnya kami akan menyanggah kehendak dan rencana-Mu (Tak ada yang kami ketahui, kecuali sekadar yang telah Engkau ajarkan kepada kami) mengenai benda-benda tersebut. (Sesungguhnya Engkaulah) sebagai 'taukid' atau penguat bagi Engkau yang pertama, (Yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.") hingga tidak seorang pun yang lepas dari pengetahuan serta hikmah kebijaksanaan-Mu.

Tafsir Quraish Shihab :
Malaikat menyadari kelemahannya seraya berkata, "Ya Tuhan, kami benar-benar menyucikan-Mu dengan kesucian yang sesuai dengan zat-Mu. Kami mengakui kelemahan kami dan tidak akan membantah-Mu. Tidak ada yang kami ketahui kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu dan Mahabijaksana atas segala yang Engkau lakukan."

Demikianlah Arti dan Makna do’a rabbi zidnii ‘ilmaa, semoga berguna dan bermanfaat. amin

Sabtu, 10 September 2016

Contoh Bacaan Bilal dalam Sholat ‘Idhul Fitri dan ‘Idhul Adha

Bacaan Bilal dalam Sholat ‘Idhul Fitri maupun ‘Idhul Adha . Di dalam ajaran agama Islam terdapat dua hari raya dalam satu tahun, yaitu Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Dalam pelaksanaannya kedua hari raya tersebut dilakukan pada pagi hari sesuai dengan waktunya. ‘Idul Fitri dilakukan pada setiap tanggal 1 syawal dan ‘Idul Adha dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah.

Hukum melaksanakan sholat ‘Ied adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat amat penting, baik untuk kaum laki-laki maupun perempuan.

Pelaksanaan kedua sholat ‘Ied, dilakukan sholat dulu baru khutbah. Beda dengan sholat jum’at yaitu khutbah dulu baru sholat.

Sebelum melakukan sholat Ied bilal takbir terlebih dahulu. Apabila sudah masuk waktu sholat ied, maka bilal mengajak para jama'ah untuk melaksanakan sholat ied secara berjama'ah dengan menyerukan lafadz atau bacaan berikut:


اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ , لَااِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ, اَللهُ اكبَرُ وَللهِ الْحَمْد.اللهُ اَكْبَرُ كَبيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكرَةً وَأَصِيْلًا, لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ, لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَااِلهَ اِلاَّالله وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْد
اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ , لَااِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ, اَللهُ اكبَرُ وَللهِ الْحَمْد
صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْـــدِ اْلفِطْرِ / عِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ

Setelah Bilal membaca bacaan di atas kemudian langsung sholat Ied dua rokaat. Setelah selesai shalat, Bilal berdiri menghadap para jama’ah sambil membawa tongkat dan membaca :

يَا مَعَاشِرَ اْلـمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ اْلـمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ إِعلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ عِيْدِ الفِطْرِ / عِيْدِ الأَضْحَى وَيَومُ السُرُوْرِ وَيَومُ المــــــغْفُورِ يَومُ اَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيهِ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامَ إِذَا صَعِدَ الْخَطِيبُ عَلَى المِنْبَرِ, أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا أجرَكُمُ اللهُ, أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.


Kemudian Khotib naik ke mimbar, bilal memberikan tongkat dan membaca sholawat.

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ

Kemudian bilal menghadap Qiblat dan membaca do’a:

اَللّهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمِ, مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ, وَيَسِّرْ هُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّيْن, وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ, وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Lalu khotib mengawali dengan mengucapkan salam lalu berkhutbah dua kali. Diantara khotbah pertama dan kedua, ketika khotib sedang duduk sebentar, maka bilal membaca sholawat lagi.

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن


Demikianlah contoh Bacaan Bilal dalam Sholat ‘Idhul Fitri dan ‘Idhul Adha, mudah-mudahan bermanfaat.

Jumat, 09 September 2016

Arti dan Makna Surat Al Fatikhah

Alloh SWT berfirman dalam Surat Al Fatikhah :

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ١ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣ مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤ إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥ ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧ 

  1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1]. 
  2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3]. 
  3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 
  4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5]. 
  5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7]. 
  6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus, 
  7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9] 

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

http://toriqoel.blogspot.com/2016/09/arti-dan-makna-surat-al-fatikhah.html

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah Karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya Karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah Karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. 

[3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu. 

[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja. 

[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya. 

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya. 

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri. 

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik. 

[9] yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Demikian Arti dan Makna Surat Al Fatikhah. yang kami buat dari software yang tidak asing lagi yaitu QuranInWord Versi 2.2 (Download Disini) yang berada di microsoft office. Semoga berguna dan bermanfaat. 

Bacaan Salam Para Wali [ Arab dan latin ]



عِبَادَاللهْ رِجَال اللهْ - اَغِيْثُوْنَالاَِجْلِ اللهْ
وَكُوْنُوْاعَوْنَنَا لِلّهْ  - عَسى نُحْظى بِفَضْلِ اللهْ
1.     Ibadalloh Rijalaloh – Aghisuna li ajlillah – wakuunu aunana lillah
عَلَى الكَافِىْ صَلاَةُاللهْ – عَلَى الشَّافِىْ سَلاَمُ اللهْ
بِمُحْيِ الدِّيْنِ خَلِّصْنَا – مِنَ الْبَلوَءِ يَااللهْ
2.     Alal kafi solatulloh – alassaafi salamulloh – bimuhyiddiini khollisna – minal balwaa-i ya Alloh.  [ kembali ke-1]
وَيَااَقْطَابْ وَيَااَنْجَابْ – وَيَاسَادَاتْ وَيَا اَحْطَابْ
وَاَنْتُمْ يَااُولِى اْلاَلْبَابْ – تَعَالَوْاوَانْصُرُوْا ِللهْ
3.      Waya aktob waya anjob – waya sadad waya ahtob – wa antum ya ulil albab – ta alau wanshuru lillah.  [ kembali ke-1]
 سَأَلْنَاكُمْ سَأَلْنَاكُمْ – وَلِلزُّلْفَى رَجَوْنَاكُمْ
وَفِىْ اَمْرٍقَصَدْنَاكُمْ – فَشُدُّوْاعَزْمَكُمْ للهْ
4.      Sa alnakum sa alnakum – walizzulfa rojaunakum – wafi amrin qoshodnaakum – fasyudduu azmakum lillah.  [ kembali ke-1]
فَيَارَبِّى بِسَادَتِى – تَحَقَّقْ لِىْ اِشَا رَتِىْ
عَسى تَأْتِىْ بِشَارَتِىْ – وَيَصْفُو وَقْـتُنَا ِللهْ
5.      Faya robbi bisadatii – tahaqqoqlii isyaarooti – asa takti bisaroti – wayasfuu waqtuna lillah.  [ kembali ke-1]
بِكَشْفِ اْلحُجِبْ عَنْ عَيْنِىْ – وَرَفْعِ الْبَـيْنِ مِنْ بَيْنِىْ
وَطَمْسِ الْكَيْفِ وَاْلاَيْنِ – بِنُوْرِالْوَجْهِ يَااللهْ
6.      Bikasfil khujib ‘an-ainani warof’il baini mim bainii – wathomsil kaifi wal aini – binuuril wajhi ya Alloh [ kembali ke-1]
صَلاَةُاللهِ مَوْلاَنَا – عَلَى مَنْ بِالْهُدَى جَانَا
وَمَنْ بِالْحَقِّ اَوْلاَنَا – شَفِيْعِ الْخَلْقِ عِنْدَاللهْ
7.      Sholatulloh maulanaa – ala man bilhuda jaanaa – waman bil haqqi awlaanaa – syafii’il kholqi ‘indalloh. [ kembali ke-1]
لاَاِلهَ اِلاَّاللهْ  اَاِلهَ اِلاَّاللهْ  اَاِلهَ اِلاَّاللهْ  - مُحَمَّدُ الرَّسُوْلُ اللهْ
شَيْح عَبْدُالْقَدِيْروَلِيُّ اللهْ
8.      Laa ilaaha illalloh 3 x – Muhammadur rosululloh – syeh Abdul Khodir Waliyulloh.
تَوَسَلْنَا تَوَسَلْنَا - بِجَاهِ شَيْح عَبْدُالْقَدِيْرالْجَيْلاَنِىْ وَلِيُّ اللهْ - وَنُوْرُهُ فِمَالاَ ظَاهِرْ
9.      Tawa salna-tawasalna – bijai syeh Abdul Khodir AlJailani waliyulloh – wanuruhu fimala dhohir. [ kembali ke-8]
عَلَى يَاسَيْخَانَ الْمَشْهُوْر- بِجَحِقْ دَمْبَنَا مَغْفُوْر - وَكُلِّ سَيِّنَا مَشْكُوْر بِجَاهِ شَيْح عَبْدُالْقَدِيْر - وَكُلِ اْلاَوْلِيَاءْ
10.   Wakulli auliya’ filkaun – tawasalna bihim sakdum – khowaijna bisirinun – bijahi syeh Abdul Khodir. [ kembali ke-8]
11.   Wakulil auliya’ Filkaun - Tawasolna bihim yakdum - Khawaijna bisirinun - Bijai syeh abdul Kodir. [ kembali ke-8]
12.   Wabil hadi sofiyulloh - Muhammad khoiri kholkillah - Linahyati ridho illah - Bijahi syeh Abdul Khodir. [ kembali ke-8]
13.   Wa’alil mustofa muhtar - Wa’ashabil nabiyil ahyar - Waman humuli nabiyil Ansor - Bijahi syeh Abdul Khodir.  [ kembali ke-8]
اَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيمْ, اَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيمْ, اَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيمْ, اِنَّ اللهَ غَفُوْرُالرَّحِيْم

Astaqfirullohal ‘adim 3 x ... Innalloha ghofuurur rokhiim.
https://toriqoel.blogspot.co.id/2016/09/bacaan-salam-para-wali-arab-dan-latin.html
Bacaan "Salam Para Wali" [ Arab dan latin ]

Kisah Ibnu Hajar Si Anak Batu

http://toriqoel.blogspot.com/2016/09/kisah-ibnu-hajar-si-anak-batu.html
Kisah Ibnu Hajar Si Anak Batu. Ada seorang ulama bernama Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Pada mulanya, ia adalah seorang santri yang bodoh. Meskipun sudah lama belajar, dia belum juga paham. Akhirnya, Ibnu Hajar memutuskan untuk pulang. Dia pun mohon diri kepada kyainya supaya diperbolehkan pulang. Dengan berat hati sang kyai membolehkan Ibnu Hajar pulang, tetapi sambil berpesan agar Ibnu Hajar tidak berhenti belajar. 

Akhirnya Ibnu Hajar pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, hujan turun dengan lebat. Dia terpaksa berteduh dalam sebuah gua. Pada saat di gua, dia mendengar suara gemericik air, lalu dia mendatangi sumber suara tersebut. Ternyata, itu suara gemericik air yang menetes pada sebongkah batu yang sangat besar.
Batu besar itu berlubang karena telah bertahun-tahun terkena tetesan air. Melihat batu yang berlubang tersebut, akhirnya Ibnu Hajar merenung. Dia berpikir, batu yang besar dan keras ini lama-lama berlubang hanya karena tetesan air. Kenapa aku kalah dengan batu? Padahal akal dan pikiranku tidak sekeras batu, itu artinya aku kurang lama dan tekun belajar.
Setelah berpikir, akhirnya Ibnu Hajar kembali lagi ke pondok untuk menemui sang kyai. Ia pun belajar lagi dengan penuh semangat. 

Usaha tersebut tidak sia-sia. Dia berhasil menjadi orang alim, bahkan dapat mengarang be-berapa kitab. Dari asal mula cerita batu di dalam gua, inilah kemudian beliau diberi sebutan Ibnu Hajar (Anak Batu).